Program MBG Diusulkan Dihentikan Sementara Menyusul Dugaan Keracunan Massal 400 Siswa

Program MBG Diusulkan Dihentikan Sementara Menyusul Dugaan Keracunan Massal 400 Siswa

Pelajar yang diduga keracunan usai mengonsumsi makanan program MBG saat diobservasi di Puskesmas Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya, Kamis 1 Mei 2025.-Radartasik.com-

Dinas Pendidikan masih menunggu hasil dari laboratorium. Apa pun hasilnya, itu akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan selanjutnya.

Di tengah proses penyelidikan yang masih berlangsung, masyarakat dan para orang tua siswa di Rajapolah menunggu kepastian hasil investigasi, seraya berharap agar peristiwa serupa tidak kembali terjadi, baik di daerah mereka maupun di tempat lain.

Program MBG yang sejatinya bertujuan baik dalam meningkatkan gizi anak, kini menghadapi tantangan serius dalam hal pengawasan mutu dan distribusi.

BACA JUGA: Cara Pengajuan KUR BRI Online, Gak Perlu ke Bank, Langsung Cair

BACA JUGA: Antisipasi PMK Menjelang Idul Adha, Disnakkan Ciamis Siapkan 1.500 Dosis Vaksin

Sebelumnya diberitakan, sekitar 400 siswa di wilayah Tasikmalaya mengalami gejala mirip keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah.

Hingga pagi tadi, tercatat masih ada 9 siswa yang dirawat di fasilitas kesehatan, sementara sisanya sudah kembali ke rumah untuk pemulihan.

Gejala mulai dirasakan oleh para pelajar pada malam Rabu 30 April 2025. Gejala yang dialami para pelajar meliputi mual, muntah, dan sakit kepala, yang muncul tak lama setelah mereka menyantap makanan dari program tersebut.

Para korban berasal dari berbagai jenjang pendidikan —mulai dari sekolah dasar hingga tingkat menengah— di Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat.

BACA JUGA: Harga BBM Mei 2025 Turun, Warga Ciamis Bisa Full Senyum

BACA JUGA: Cara Dapat Saldo DANA Gratis dari Google hingga Rp1,7 Juta Tanpa Pinjaman Online, Mudah dan Aman

Mengutip Radartasik.id, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya Dadan Wardana menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima laporan terkait dugaan keracunan massal yang dialami oleh ratusan siswa.

Sebagai respons, tim dari Dinas Pendidikan langsung diterjunkan ke lokasi untuk melakukan verifikasi kondisi di lapangan serta bekerja sama dengan pihak kecamatan guna menyelidiki penyebab insiden tersebut.

Dadan menginformasikan bahwa 27 siswa memerlukan perawatan medis namun mayoritas hanya mengalami gejala ringan seperti diare dan telah mendapatkan penanganan yang sesuai.

Dia menambahkan penyebab pasti dari kejadian ini masih belum diketahui. Saat ini, sampel makanan tengah dianalisis di laboratorium untuk memastikan faktor yang memicu kejadian tersebut.

Sumber: