Siska menyoroti risiko yang ditimbulkan. Ancaman itu mencakup bahaya bagi diri sendiri, kerugian materi bagi orang lain dan luka fisik yang disebabkan oleh tindakan agresif.
Dia mencontohkan insiden tawuran yang melibatkan senjata tajam seperti celurit.
Gangguan terhadap kenyamanan dan ketertiban masyarakat pun turut menjadi perhatian.
Maka dari itu, pembinaan dilakukan secara menyeluruh. Siswa akan mengikuti pelatihan fisik, penguatan mental dan pendidikan karakter.
BACA JUGA: Cek HP Kalian Sekarang! Klaim Dana Kaget Hari Ini Gratis dengan Nomor HP Hoki Kamu
Fokusnya adalah membentuk tanggung jawab, daya juang, kepedulian sosial serta kepatuhan terhadap norma masyarakat dan negara.
Meski menjalani pembinaan di luar lingkungan sekolah, siswa tetap akan mengikuti materi pelajaran sesuai kurikulum yang berlaku.
Siska memastikan tidak ada materi formal yang akan tertinggal selama proses pembinaan berlangsung.