Pernyataan Fisioterapis Persib Benidektus Usai Jadi Korban Pemukulan Oknum Suporter

Pernyataan Fisioterapis Persib Benidektus Usai Jadi Korban Pemukulan Oknum Suporter

Fisioterapis Persib Benidektus Adi Prianto jadi korban pemukukan oknum suporter, Minggu 29 Desember 2024 malam.-ig benidektus.ap-

BANDUNG, RADARCIAMIS.COM - Kekerasan dalam sepak bola kembali terjadi. Fisioterapis Persib Benidektus Adi Prianto menjadi korban pemukulan oknum suporter usai pertandingan Persib vs Persis Solo di Stadion Manahan, Minggu 29 Desember 2024.

Benidektus Adi Prianto mengalami luka pada bagian pipi sebelah kanan akibat terkena pukulan oknum suporter pada malam hari di sekitar Stasiun Solo Balapan.

Pemukulan kepada official Persib ini terjadi ketika Benidektus Adi Prianto dan kiper Persib Kevin Mendoza mampir ke minimarket yang berada di sekitar Stasiun Solo Balapan.

Sementara itu, rekan-rekannya yang lain sedang melaksanakan boarding tiket kereta api Turangga.

Mereka berdua yang sedang belanja tiba-tiba sudah ditunggu oleh puluhan suporter di luar minimarket.

Berdasarkan laporan di akun fanbase Persib @bandungfootball, sempat terjadi ketegangan antara Benidektus dengan puluhan suporter tersebut.

BACA JUGA:Tidak Sembarang Beroperasi, Bangunan Usaha dan Fasilitas Umum di Ciamis Harus Punya Sertifikat Laik Fungsi

Namun, dia justru dihadiahi pukulan yang mengakibatkan bagian pipi sebelah kanan mengalami luka.

Sementara itu, Kevin Mendoza berhasil selamat dari kerumunan masa itu setelah diminta Benidektus untuk bersembunyi di dalam minimarket.

Meski mendapatkan serangan dari oknum suporter, Benidektus mengungkapkan dirinya tak ingin kekerasan terulang kembali.

Dalam pernyataannya yang ditulis di Story Instagram, Tim Dokter Persib itu mengutip kata-kata dari anonymus.

Dia menyampaikan dalam kehidupan jangan membalas keburukan dengan keburukan lagi. Dia menyampaikan keburukan dapat dibalas dengan kebaikan.

Berkaitan dengan kejadian yang menimpanya itu, Beni mengatakan membalas kekerasan dengan kekerasan bukan menjadi solusi.

Menurutnya, kekerasan dapat dicegah dengan cara menghentikan kekerasan itu sendiri.

Sumber: